Ajaran
Tentang Tuhan, Keimanan dan Hidup Setelah Mati
Oleh:
Nopridayana
Risli yazid
Dosen
Pembimbing:
Dra. Siti
Nadroh, MA
Ajaran
Tentang Tuhan, Keimanan dan Hidup Setelah Mati
A.
Ajaran Tentang Tuhan
Agama
Kongfutzu, atau biasa dibunyikan dengan Kong Hu Cu, di kaitkan dengan nama
pendiri agama ini yaitu Kung Fu Tze (551-479 SM). Ada yang menilai bahwa ajaran
Kung Fu Tze bukanlah suatu agama melainkan hanyalah ajaran tentang nilai-nilai
(Ethika) saja, karena Kung Fu Tzu sendiri menghindarkan diri untuk berbicara
tentang alam gaib. Akan tetapi R.E Hume, Ph.D. dalam bukunya The World`s
Living Religions Edisi 1950 menjelaskan bahwa sistem ajaran Kung Fu Tzu itu
mengenal pengakuan terhadap kodrat maha Agung (Supreme Being), serta
mempercayai pemujaan terhadap arwah Nenek Moyang (Ancetors-Worship),
juga mengajarkan tata tertib Kebaktian. dengan landasan inilah seiring
perkembangan zaman ajaran Kung Fu Tze termasuk kepada ajaran keagamaan.
Thian
adalah sumber dari segala yang ada di dunia ini. Agama Konghucu adalah agama
monoteis, percaya hanya pada satu Tuhan, yang biasa disebut Thian, Tuhan Yang
Maha Esa atau Shang Ti (Tuhan Yang Maha Kuasa). Tuhan dalam konsep Konghucu
tidak dapat diperkirakan dan ditetapkan. Dalam Yijing dijelaskan bahwa Tuhan
itu Maha Sempurna dan Maha Pencipta (Yuan) ; Maha Menjalin, Maha
Menembusi dan Maha Luhur (Heng) ; Maha Pemurah, Maha Pemberi Rahmat dan
Maha Adil (Li), dan Maha Abadi Hukumnya (Zhen).
B. Ajaran
Tentang Keimanan
Dalam
agama Kong Hu Cu ada yang disebut pengakuan Iman, diantaranya ada delapan
Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui / Pat Sing) dalam agama Khonghucu:
1.
Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Thian)
2. Sepenuh
Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
3.
Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
4.
Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
5.
Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
6.
Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
7.
Sepenuh Iman memuliakan Kitab Shu Si dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
8.
Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
Keimanan
kaum Kong Hu Cu (Konfusius) tidak lepas dari kitab suci agama itu sendiri yang
diyakini ditulis oleh Konfusius sendiri yaitu :
- Shu Ching, Buku tentang sejarah. Aslinya mengandung 100 dokumen sejarah sejarah dinasti-dinasti kuno Cina dan mencakup suatu periode yang dimulai dari abad ke-24 S.M. sampaiabad 8 S.M. Konfusius dikatakan telah menyusun dokumen-dokumen ini secara kronologis dan menulis kata pengantarnya. Dokumen ini tercampur dengan ajaran-ajaran agama dan moral.
- Shing Ching, yaitu buku tentang puisi, yaitu kumpulan sajak-sajak yang popular yang ditulis lima ratus tahun pertama dari dinasti Chan.
- Yi Ching, Buku tentangperubahan-perubahan. Buku ini mengemukakan system yang sangat fantastis menyangkut filsafat dan menjelaskan apa yang disebut dengan prinsip Yin (wanita) dan Yang (pria).
- Li, Chi, buku tentang upacara-upacara. Konfusius menyetujui beberapa upacara tradisional untuk mendisiplinkan rakyat dan membawakehalusan budi, keagungan dan kesopanan kedalam tingkah laku sosial mereka.
- Yeo, bukutentang music. Pada zaman konfusius music berhubungan erat dengan puisi, sehingga ketika ia menerbitkan sajak-sajak kuno ia juga menyusun pasangannya berupa music untuk setiap sajak yang telah diseleksinya.
- Chu`un Ch`ii, tentang sejarah musim semi dan musim rontok, yaitu catatan kronologis tentang peristiwa-peristiwa di negri Lu mulai tahun pertama pemerintahan pangeran Yiu (722 S.M) hingga tahun keempat belas dari pemerintahan pangeran Ai (481 S.M).[6]
C. Ajaran
Tentang Hidup Setelah Mati
Dalam
agama Konghucu ajaran hidup setelah mati di refleksikan melalui Pemujaan arwah
nenek moyang yang merupakan tradisi bagi bangsa Tionghoa sejak masa sebelum
Kung Fu Tze. Tradisi tersebut dikukuhkan oleh Kong Fu Tze karena dipandangnya
suatu sumber azasi baik nilai-nilai lainnya.
Karakteristik
umum dalam agama orang Cina pada masa Konfusius adalah penyembahan leluhur.
Penyembahan leluhur adalah pemujaan roh-roh orang mati oleh kerabatnya yang
masih hidup. Mereka percaya bahwa kelanjutan kehidupan roh-roh leluhurnya
tergantung dari perhatian yang diberikan oleh para kerabatnya yang masih hidup.
Mereka juga menyakini bahwa para roh tersebut dapat mengendalikan peruntungan
keluarga.
Dalam
Agama Konghucu mereka mempercayai adanya Tuhan atau Thian dan juga kehidupan
setelah mati namun orientasi mereka tidak terlalu menonjolkan hal itu, para
penganut agama Konghucu lebih berpacu kepada kehidupan yang Realis dan Antropo
Sentris.
Dalam
masyarakat cina khususnya kaum konfusianisme, ajaran tentang tuhan dan
kehidupan setelah mati tidak ditolak, dan juga tidak ditekankan untuk
diketahui.akan tetapi ajaran ini secara samar-samar diakui sebagai yang
kongkrit. Berbeda dengan agama islam, Tuhan dan kehidupan setelah mati di
uraikan secara jelas dan dogmatis (rukun Iman).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar