Senin, 28 Mei 2012

KONSEP WU WEI DALAM AGAMA TAO




KONSEP WU WEI DALAM AGAMA TAO
Oleh:
Nopridayana
Riski yazid
 Dosen Pembimbing:
 Hj. Siti Nadroh, M.Ag

1.   Konsep Wu Wei Dalam Agama Tao
         


 






Wu Wei dapat di artikan “tanpa berbuat”, “dapat bertindak” atau sarjana Barat dapat mengartikannya dengan istilah “non action”. Dalam agama Tao, bagaimana Wu Wei yang diartikan tanpa  berbuat atau bertindak tersebut jika digunakan dalam kehidupan sehari-hari  dapat menyelasaikan segala macam persoalan. Sepintas orang menganggap bahwa kosep Wu wei adalah sebuah konsep yang “konyol”atau tidak masuk akal, namun dalam agama Tao  konsep yang kurang masuk akal ini di buat jadi masuk akal. Cukup banyak ayat-ayat Tao te Ching yang mengulas secara panjang lebar tentang Wu Wei, diantaranya:
“Tao  selalu menegaskan makna tanpa tindakan bahkan tidak ada yang tertinggal untuk tidak dikerjakan”.
 “Bertindak tanpa aksi, dan berbuat tanpa gaduh”.
        ayat-ayat Tao te Ching diatas menunjukan bahwa dalam konsep Wu wei tersebut adalah konsep yang mengacu tanpa berbuat, dan tanpa melakukan tindakan. Dalamhal ini bukan berarti tanpa melakukan tindakan atau berbuat, semua pekerjaan menjadi terbengkalai, sebaliknya dengan tanpa bertindak tersebut semua persoalan dapat terselesaikan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam alam ini.
        Berdasarkan konsep Wu Wei, apapun yang dilakukan oleh manusia, maka harus dapat menyelaraskan diri dengan sifat-sifat alam. Kesalahan yang fatal dapat juga disebabkan oleh kecerobohan, oleh karena itu kecerobohan harus di hindari, untuk tujuan-tujuan yang dapat menghasilkan kebaikan dan manfaat.

2.   Filsafat Wu wei
        Wu wei merupakan konsekuensi logis filsafat tao. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan garis edarnya. Hidup ini tumbuh atau berkembang pada jalannya. Demikianlah hanya orang yang mengtahui hakikat kekuatan hidup yang mendasar, tahu bahwa kekuatan itu akan  mendukung jika ia berhenti. Wu Wei mengajarkan, jika kita akan menyelesikan apapun dalam hidup ini, maka jalan terbaik adalah menyekutukan diri dengan alam., sebagaiman disebutkan sebelumnya, yaitu berlakulah seperti sifat-sifat air, yaitu mengalur dari tempat yang tinggi kerendah dan akhirnya dapat memberikan banyak bagi makhluk hidup.
 Orang yang menghayati hal ini, kata Tao te Ching, “ bekerja tanpa upaya” ia berbuat tanpa lelah, membujuk tanpa perlu member alas an, berbicara fasih tanpa mulut berbuih, dan mampu mencapai maksudnya tanpa kekerasan, paksaan, dan tekanan.
        Walaupun sebagai pribadi ia hampir tidak di perhatikan orang, dalam kenyataanya pengaruhnya amat menentukan.” Para pengikut Tao menekankan pencegahan sejak awal, jika kita bertindak, jika persoalan selagi masih kecil dan mudah, maka yang kita lakukan jauh lebih sedikit dan tenaga yang kita keluarkanpun juga semakin sedikit. Apabila kita menunggu sampai persoalan kita menjadi rumit, maka penyelesaian akan jauh lebihsulit, dan tenaga yang kita keluarkanpun, akan menjadi besar. 

3.   Wu wei dalam pemerintahan.
         Salah satu bidang yang diminati oleh Lao tse adalah bidang pemerintahan, karena bidang ini sangat berhubungan dengan system  pemerintahan raja-raja masa lampau dan berlaku dala kekaisaran. Satu-satunya yang banyak dirujuk dalam Tao te Ching adalah Tao itu sendiri, karena Tao diyakini sebagai sumber segala sesuatu yang ada di muka  bumi ini.banyak gagasan tentang kebijakan pemerintah juga berlaku untuk manajemen maupun kehidupan sehari-hari dalam kehidupan rumah tangga.
        Banyak para ahli mengatakan bahwa politik Taois dapat disamakan dengan konsep Eropa Laisse-faire, yaitu pemerintah yang paling sedikit memerintah adalah pemerintah yang baik dan bijaksana. Para kaum bijak Taois menasehati para penguasa yang sedang berkuasa, agar diam mengamati dan membiarkan rakyat berkembang seperti apa adanya.
        Jika masyarakat pada dasarnya hidup secara teratur dan damai, jangan kita berusaha menciptakan persoalan-persoalan di dunia ini yang dapat membuat hidup masyarakat menjadi tidak tentram dan hidup secara tidak damai.. adanya peperangan antar dua Negara barudalam suatu Negara yang sudah sah, dan lain-lain dan tidak lain adalah melanggar prinsp-prinsip alam yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Tao.
        Lao-tse, Chuang tsu, dan Lien tsu, sama-sama meyakini bahwa larangan yang terlalu banyak terhadap rakyat dapat mencipakan rakyat menjadi memberontak akibat ketidak setujuan, dan menimbulkan kemiskina. Semakin banyak hukum yang di tetapkan, akan semakin banyakpula pencuri, sebagaimana dikatakan Lao tse dalam Tao te Ching :
“ Semakin banyak larangan, semakin banyakritual yang dihindari akan semakin melarat pula rakyat… semakin banyak hukum yang ditetepkan, akan semakin banyak pula pencuri, karena itu orang bijak berkata “ selama aku tidak melakukan apa-apa, rakyat akan mengentaskan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar