KONSEP WU WEI DALAM AGAMA TAO
Oleh:
Nopridayana
Riski
yazid
Dosen Pembimbing:
Hj. Siti Nadroh, M.Ag
1.
Konsep Wu Wei Dalam Agama Tao
Wu Wei dapat
di artikan “tanpa berbuat”, “dapat bertindak” atau sarjana Barat dapat
mengartikannya dengan istilah “non action”. Dalam agama Tao, bagaimana Wu Wei
yang diartikan tanpa berbuat atau bertindak tersebut jika digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dapat menyelasaikan segala macam persoalan. Sepintas
orang menganggap bahwa kosep Wu wei adalah sebuah konsep yang “konyol”atau tidak
masuk akal, namun dalam agama Tao konsep yang kurang masuk akal ini di
buat jadi masuk akal. Cukup banyak ayat-ayat Tao te Ching yang mengulas secara
panjang lebar tentang Wu Wei, diantaranya:
“Tao selalu menegaskan makna tanpa tindakan bahkan tidak
ada yang tertinggal untuk tidak dikerjakan”.
“Bertindak tanpa aksi, dan berbuat tanpa gaduh”.
ayat-ayat Tao te
Ching diatas menunjukan bahwa dalam konsep Wu wei tersebut adalah konsep yang
mengacu tanpa berbuat, dan tanpa melakukan tindakan. Dalamhal ini bukan berarti
tanpa melakukan tindakan atau berbuat, semua pekerjaan menjadi terbengkalai,
sebaliknya dengan tanpa bertindak tersebut semua persoalan dapat terselesaikan
sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam alam ini.
Berdasarkan
konsep Wu Wei, apapun yang dilakukan oleh manusia, maka harus dapat
menyelaraskan diri dengan sifat-sifat alam. Kesalahan yang fatal dapat juga
disebabkan oleh kecerobohan, oleh karena itu kecerobohan harus di hindari,
untuk tujuan-tujuan yang dapat menghasilkan kebaikan dan manfaat.
2. Filsafat Wu wei
Wu wei
merupakan konsekuensi logis filsafat tao. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan
garis edarnya. Hidup ini tumbuh atau berkembang pada jalannya. Demikianlah
hanya orang yang mengtahui hakikat kekuatan hidup yang mendasar, tahu bahwa
kekuatan itu akan mendukung jika ia berhenti. Wu Wei mengajarkan, jika
kita akan menyelesikan apapun dalam hidup ini, maka jalan terbaik adalah
menyekutukan diri dengan alam., sebagaiman disebutkan sebelumnya, yaitu berlakulah
seperti sifat-sifat air, yaitu mengalur dari tempat yang tinggi kerendah dan
akhirnya dapat memberikan banyak bagi makhluk hidup.
Orang yang menghayati hal ini, kata Tao
te Ching, “ bekerja tanpa upaya” ia berbuat tanpa lelah, membujuk tanpa perlu
member alas an, berbicara fasih tanpa mulut berbuih, dan mampu mencapai
maksudnya tanpa kekerasan, paksaan, dan tekanan.
Walaupun
sebagai pribadi ia hampir tidak di perhatikan orang, dalam kenyataanya
pengaruhnya amat menentukan.” Para pengikut Tao menekankan pencegahan sejak
awal, jika kita bertindak, jika persoalan selagi masih kecil dan mudah, maka
yang kita lakukan jauh lebih sedikit dan tenaga yang kita keluarkanpun juga
semakin sedikit. Apabila kita menunggu sampai persoalan kita menjadi rumit,
maka penyelesaian akan jauh lebihsulit, dan tenaga yang kita keluarkanpun, akan
menjadi besar.
3. Wu wei dalam
pemerintahan.
Salah
satu bidang yang diminati oleh Lao tse adalah bidang pemerintahan, karena
bidang ini sangat berhubungan dengan system pemerintahan raja-raja masa
lampau dan berlaku dala kekaisaran. Satu-satunya yang banyak dirujuk dalam Tao
te Ching adalah Tao itu sendiri, karena Tao diyakini sebagai sumber segala
sesuatu yang ada di muka bumi ini.banyak gagasan tentang kebijakan
pemerintah juga berlaku untuk manajemen maupun kehidupan sehari-hari dalam
kehidupan rumah tangga.
Banyak para
ahli mengatakan bahwa politik Taois dapat disamakan dengan konsep Eropa
Laisse-faire, yaitu pemerintah yang paling sedikit memerintah adalah pemerintah
yang baik dan bijaksana. Para kaum bijak Taois menasehati para penguasa yang
sedang berkuasa, agar diam mengamati dan membiarkan rakyat berkembang seperti
apa adanya.
Jika
masyarakat pada dasarnya hidup secara teratur dan damai, jangan kita berusaha
menciptakan persoalan-persoalan di dunia ini yang dapat membuat hidup
masyarakat menjadi tidak tentram dan hidup secara tidak damai.. adanya
peperangan antar dua Negara barudalam suatu Negara yang sudah sah, dan
lain-lain dan tidak lain adalah melanggar prinsp-prinsip alam yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip Tao.
Lao-tse,
Chuang tsu, dan Lien tsu, sama-sama meyakini bahwa larangan yang terlalu banyak
terhadap rakyat dapat mencipakan rakyat menjadi memberontak akibat ketidak
setujuan, dan menimbulkan kemiskina. Semakin banyak hukum yang di tetapkan,
akan semakin banyakpula pencuri, sebagaimana dikatakan Lao tse dalam Tao te
Ching :
“ Semakin banyak larangan, semakin
banyakritual yang dihindari akan semakin melarat pula rakyat… semakin banyak hukum
yang ditetepkan, akan semakin banyak pula pencuri, karena itu orang bijak
berkata “ selama aku tidak melakukan apa-apa, rakyat akan mengentaskan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar